Jumat, 26 Juli 2013

Menjadi Blogger: Peluang Rejeki Online

Menjadi blogger memang pekerjaan yang menyenangkan. Karya kita bisa dibaca oleh siapa saja. Asyiknya yakni membuat sebuah blog di Blogspot itu sangat mudah, alias gampang. Cukup memiliki email, khususnya gmail.com maka kita dapat membuat suatu blog di blogspot.com. Kita cukup mengunjungi alamat: www.blogger.com kemudian ikuti perintah disana, dalam waktu singkat blog kita selesai dan langsung kita publikasi karya kita.
Saya mengenal blog sejak 2008/2009, kemudian saya belajar memposting tulisan, termasuk memanfaatkan blog untuk mempublikasikan tugas "profesional saya" yaitu mengajar. Banyak blog saya yang bertemakan "Bahan Ajar Online Free Weblog", dalam blog-blog itu saya mempublikasikan mata-mata kuliah yang saya asuh. Saya menjadikan blogger sebagai media yang efektif untuk mempublikasikan Bahan Ajar saya secara online untuk diikuti oleh siapa saja. Bahan Ajar itu seperti:
1. Filsafat Ilmu (Program S2)
2. Kurikulum PAK (Kurikulum di dalam Alkitab dan Alkitab dalam Kurikulum)
3. Metodologi Penelitian
4. Liturgi
5. Pembimbing Ke dalam Teologi Sistematik
6. Psikologi PAK
7. Evaluasi PAK
8. Teori Belajar PAK
9. Penggembalaan Lintas Budaya
dll (masih banyak)
Blog selain dapat dipakai untuk mempublikasi tulisan, dapat juga dipakai untuk mendapatkan "PENGHASILAN ONLINE", saya mencoba mulai tahun 2009, dan 2010 saya menekuni lebih serius lagi yaitu sampai larut malam di depan laptop yang terkoneksi dengan internet (modem dan laptop). Saya lakukan itu karena per April 2010 saya harus meninggalkan sebuah tempat bekerja saya yang telah lama saya berada disana yaitu sejak 1994 - 2010. Secara emosional, saya sudah terbangun secara kuat di tempat kerja ini, tetapi saya harus rela memutuskan untuk pergi, ibarat saya harus berjalan di padang belantara, saya harus menghidupi keluarga, tadinya setiap bulan pasti ada rejeki dari sumber tetap dari lembaga di mana saya bekerja, tetapi per April 2010 saya harus kehilangan semuanya itu. Saya mulai mengajar dari satu tempat ke tempat lain dengan honor yang relatif kecil, kadang-kadang pengeluaran lebih besar dari pemasukan (honor mengajar). Pernah mengajar di suatu tempat, honornya hanya Rp 15.000,00 per sks x 2 sks persekali datang (mengajar) untuk 2 Mata Kuliah, jumlahnya Rp 60.000,00. Perjalanan ke tempat ini cukup jauh, dari rumah naik ojek Rp 10.000,00 kemudian naik kendraan umum 2 kali Rp 6.000,00, selanjutnya ke tempat mengajar naik ojek Rp 7.000,00 makan siang Rp 5.000,00. Jadi untuk PP saya harus menyiapkan dana Rp 100.000,00 sedangkan yang saya terima setiap bulan dari mengajar Rp 60.000,00. Tidak ada perhitungan transpor dan penyediaan makan siang di tempat mengajar. Harus mencari makan sendiri. Kalaupun membeli makan di tempat mengajar tidak mungkin untuk diri sendiri, maklumlah adat ketimuran yaitu rasa "tidak enak"  masih tertanam dalam diri. Bisa dipastikan pengeluaran bertambah. Ya itulah suka duka perjuangan selama 2010 - 2011, Sejak Juni 2011 saya bekerja tetap di suatu tempat dengan honor yang cukup besar Rp 3.745.000,00 tetapi dibayar beberapa kali karena itu bergantung pembayaran mereka yang mengikuti kegiatan, sering dibayar beberapa bulan kemudian karena kami bergantung pada hasil pembayaran dari mereka yang mengikuti kegiatan. Per Agustus 2012 saya menjadi "bos kecil" di suatu tempat dengan honor sedikit dibawah angka terakhir di atas yaitu Rp 3.juta lebih. Setelah saya menyelesaikan Doktor Teologi Bidang Pendidikan Agama Kristen, ada sdikit perubahan di Jabatan "bos kecil", hampir kembali ke angka Rp 3.745.000,00. Tetapi karena kondisi maka sering beberapa kali dibayar, sedangkan kebutuhan keluarga tidak mungkin ditunda, khususnya biaya sekolah anak, anak saya yang pertama di salah satu SMA swasta dengan biaya masuk SMA Rp 7.000.000,00 dan setiap kenaikan kelas, saya harus membayar 3. jutaan, baru-baru ini anak saya yang kedua masuk SMK Swasta dengan uang masuk Rp 5.000.000,00 belum termasuk biaya yang lain, jadi dalam bulan Juni - Juli 2013 saya harus menyediakan dana Rp 9.000.000,00 untuk kebutuhan sekolah 2 anakku, dari mana saya harus mendapat biaya untuk menyekolahkan anak-anakku, memang saya ada jaminan bulanan dari tempat kerja (honor bulanan) tetapi karena ada kesulitan maka akan dibayar bila ada rejeki. Dan memang lembaga konsisten, tetap membayar apa yang menjadi hak kami. Hanya saja beberapa kali. Bila demikian maka praktis saya sulit menolong anak untuk sekolah. Berbagai kesulitan ini membuat saya berpikir "harus memberdayakan kemampuan yang TUHAN berikan dalam diriku" kemudian saya coba di dunia online, banyak tawaran cepat kaya, banyak bertaburan iklan-iklan yang menawarkan kaya mendadak dalam tempo beberapa menit. Setelah saya tekuni ternyata tidak demikian, ada ahli bisnis online melalui internet menasehati supaya jangan tergiur dengan iklan "cepat kaya", karena semuanya membutuhkan proses. Ternyata benar, saya ikuti program menjual produk orang lain yang disebut dengan "reseller" saya sudah mengeluarkan dana hampir Rp 5.000.000,00 tetapi tetap tidak terlalu efektif, saya menawarkan secara online di blog saya, tetapi tetap sepi. Saya mencoba mengalihkan ke produk saya sendiri, ternyata tahun 2013 saya kebanjiran rejeki. Hampir-hampir saya tidak percaya, tetapi kenyataannya demikian. Ada yang membohongi saya, saya sudah kirim produk saya tetapi kemudian orang yang memesan sulit dihubungi, tetapi puji TUHAN, ada juga yang memiliki hati yang muliah, ia tertarik dengan produk saya, saya mengirim contoh produk kemudian ia mentransfer uang sebelum saya mengirim produk.yang ia pesan. Luar biasa, saya belajar bahwa bila kita bekerja dengan ketulusan, walaupun ada yang membohongi kita, akan ada orang lain yang dipakai TUHAN untuk menghibur dan mengobati kekecewaan kita, yang penting sabar.
Berdasarkan pengalaman inilah maka saya membuka media yang disebut "KOMUNITAS BLOGGER YONAS MUANLEY (KOBYM) atau nantinya akan disingkat Komunitas Blogger YM. Bila ada yang berminat silakan mendaftar di Komunitas Blogger ini, kita akan berjuang bersama untuk "Penghasilan Online" sehingga kita mendapat penghasilan dan melaluinya kita berkata "TUHAN Yesus terimakasih untuk berkatMu kepada saya". Lihatlah bagaimana Anda mengalami bagaimana rasanya orang transfer ke rekening Anda.

Salam Blogger YM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar