Sabtu, 07 Mei 2016

Pemanfaatan Blog Sebagai Sumber Belajar

Kemajuan Teknologi, khususnya teknologi Internet dan kehadiran Teknologi website dapat disambut secara positif oleh pendidik di Tanah air. Pemanfaatan halam-halaman website tersebut dapat dilakukan dalam dua kategori, yakni profesional (berbayar) dan Free (Gratis). Sejak tahun 2008 ketika seorang teman memperkenalkan dan mebuat email dari gmail.com dan blogspot kepada saya tentu saya terima dengan senang hati. Dalam perkembangan kemudian saya mengelolanya menjadi sumber belajar. Saya sadar bahwa ada pergeseran paradigma, yaitu guru bukan satu-satunya sumber belajar. Dengan kemajuan teknologi website, maka pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Disini Guru berperan sebagai "Pengelola Sumber Belajar". Untuk konteks pemanfaatan halaman website yang gratis seperti www.blogspot.co.id; www.wordpress.com dll saya sebut dengan istilah "Peran Guru Sebagai Blogger Pendidikan. Dalam konteks ini maka sudah saatnya pendidik Kristen merencanakan pembelajaran sebagai sistem dengan mengikut sertakan fasilitas-fasilitas internet dalam pembelajaran.Untuk selanjutnya saya bicara Perencanakan Pembelajaran PAK Sebagai Sistem. Kemudian dalam postingan yang akan datang dapat kita bicarakan Peran Guru PAK sebagai Blogger Pendidikan. Mari kita bicara topik berikut: Pengaruh Perencanaan Pembelajaran sebagai sistem Terhadap PAK di Sekolah Kemampuan pendidikan Kristen untuk merancang pembelajaran karena Tuhan menciptakan manusia segambar dan serupa dengan-Nya. Hal ini menegaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk merencakan apa yang akan dilakukannya. Allah menciptakan alam semesta serta manusia dengan perencanaan yang berlangsung dalam waktu-Nya (Kekekalan). Artinya kapa Tuhan merencanakan untuk menciptakan langit dan bumi serta manusia tidak dapat kita ketahui. Dalam kitab Kejadian dipakai kata “pada mulanya”, ini waktu kekekalan. Namun satu hal yang patut kita garis bawahi yakni kemampuan merancang yang ada pada Allah diberi dalam batas-batas tertentu kepada manusia. Melalui kemampuan berpikir itulah manusia merencanakan kegiatannya, khususnya kegiatan terstruktur yang disebut “Pembelajaran” (Belajar dan Mengajar). Dalam hal ini pembelajaran dapat diartikan kegiatan pendidik yang terprogram dalam desain instruk-sional, yang menolong pesertadidik mengalami belajar secara aktif dengan penekanan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:297). Untuk mencapai perubahan dalam diri peserta didik maka harus disadari bahwa pembelajaran tidak berdiri sendiri melalinkan berkorelasi dengan faktor-faktor lain. Itulah sebabnya maka perlu memahami dan menerapkan “perencanaan pembelajaran sebagai sistem”. Jika demikian apa sesungguhnya arti perencanaan pembelajaran sebagai sistem. Kita mulai dengan beberapa jawaban. Pertama, jawaban secara statis. Jawaban ini dari waktu ke waktu, dan dari satu tempat ke tempat lain, dari satu lembaga ke lembaga lain, dari satu sekolah ke sekolah lain, dari satu sekolah tinggi ke sekolah tinggi yang lain, dari satu universitas ke universitas lain, dari satu fakultas ke fakultas lain sama jawabannya. Jawaban yang dimaksud yaitu definisi “Kamus”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Kedua, jawaban dinamis. Jawaban ini lahir dari penelitian. Biasanya definisi secara konseptual dan operasional atau definisi lain yang dikenal dalam dunia sains. Dalam definisi dinamis terdapat banyak arti tentang sistem. Kita mulai dengan beberapa pengertian dinamis tentang “sistem”. Sistema adalah suatu komponen-komponen yang satu sama lain saling berkorelasi atau berhubungan satu dengan yang lainnya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Menurut definisi ini maka “perencanaan pembelajaran sebagai sistem” adalah perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru merupakan bagian penting dari sistem pembelajaran secara utuh. Artinya perencanaan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, latar belakang pesertadidik, dan lain sebagainya yang berkontribusi terhadap pembelajaran. Menurut Surwana, dalam perencanaan sebagai sistem ada empat kriteria yang perlu diperhatikan yaitu: Suwarna, Pengajaran Mikro, (2005” 33) Menurut Wina Sanjaya, ada beberapa komponen sistem pembelajaran dibagai menjadi lima bagian yaitu: a. Tujuan. Menurut Sanjaya, tujuan pembelajaran merupakan faktor atau komponen yang sedemikian urgen dalam suatu sistem proses pembelajaran. Dalam penentujuan tujuan itu akan nampak ke arah mana siswa dididik atau diajar untuk mengalami perubahan, dengan kata lain: mau dibawa ke mana siswa? Dan Apa yang harus dimiliki oleh peserta didik? Dua hal ini akan nampak dalam perumusan tujuan b. Materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan pelajaran maka dibutuhkan materi atau isi materi pelajaran. Dalam hal ini materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem proses pembelajaran. Materi pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Metode atau strategi pembelajaran. Untuk mencapai tujuan maka peserta didik diberikan sejumlah materi yang sesuai tujuan. Untuk memahami atau mengalami belajar (perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik) maka diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan materi pembahasan. Jadi, strategi dan metode pembelajaran merupakan bagian penting dari komponen yang juga mempunyai fungsi dalam mencapai tujuan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang relevan. Dalam strategi dan metode terdapat pula penggunaan media pembelajaran. Secara khusus dalam era Teknologi canggih khususnya perkembangan internet yang mengglobal di seluruh dunia maka internet dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Melalui internet, peserta didik dapat melakukan belajar dari mana saja dan kapan saja dengan menfaatkan hasil-hasil teknologi. Dalam konteks ini, guru bertindak sebagai pengelola sumber belajar. Jadi, guru bukan hanya berperan sebagai sumber belajar tetapi pengelola sumber belajar. d. Evaluasi. Evaluasi proses pembelajaran merupakan komponen terakhir dalam sebuah sistem proses pembelajaran. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran, selain itu evaluasi pembelajaran berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam mengorganisir kegiatan proses pembelajaran. Melalui evaluasi seorang guru dapat mengetahui kekurangan dalam pembelajaran berbagai komponen sistem pembelajaran (Wina Sanjaya, 2010: 203-206). B. Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Pendidikan Krisaten di sekolah menurut pendidikan Kristen dimaksud disini yakni teori dan konsep para pendidik Kristen. Para pendidik Kristen disini adalah pendidik Kristen yang ditemukan dalam beberapa literatur Pendidikan Kristen. Pembahasan ini tidak bermaksud membahas seluruh pendapat dari pendidik-pendidik Kristen yang ditemukan dalam literatur maupun penulis buku pendidikan Kristen. Dengan demikian maka penulis hanya mengambil beberapa pendapat dari pendidik-pendidik Kristen tentang pandangan mereka akan pendidikan Kristen di sekolah. Setalah menjelaskan bagian ini, penulis akan mengemukakan pendidikan Kristen berdasarkan kurikulum Pendidikan Kristen atau sering disebut dengan Pendidikan Agama Kristen yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Pendidikan Kristen yang diselenggarakan di sekolah mendapat tanggapan positif dari Iris V. Cully (1995:2). Ia menyatakan: “sekolah adalah lingkungan di mana anak-anak dari setiap generasi diajarkan tentang apa yang diharapkan dan dituntut oleh suatu kebudayaan”. dapat dilakukan melalui kegiatan mengajar dan memberi teladan (sikap hidup atau perilaku guru yang sesuai dengan ajaran Kristen). Keteladanan adalah cara mendidik melalui perilaku yang baik dari setiap pendidik Kristen atau guru di sekolah yang akan mempengaruhi peserta didik atau siswa di sekolah. Sedangkan mengajar melibatkan pemberdayaan intelek individu untuk meningkatkan tubuh, pikiran dan jiwa. Hal ini tidak berarti bahwa keteladanan tidak melibatkan pikiran dan jiwa. Pikiran sangat diperlukan dalam kehidupan karena dengan pikiran itulah kemudian setiap orang mengaplikasikan apa yang diketahuinya dalam perilaku hidupnya. Berdasarkan paparan di atas menjadi jelas bahwa dalam pendidikan terdapat dua interaksi yaitu orang dewasa yang dalam konteks sekolah disebut guru dan orang belum dewasa yang dalam konteks sekolah formal disebut peserta didik. Dalam pendidikan Kristen di sekolah dibutuhkan peran guru-guru. Secara keyakinan, peserta didik membutuhkan guru-guru Kristen yang dapat memberi pengajaran dan keteladanan yang baik. Guru adalah mereka yang memiliki tekad dan kemauan tidak pernah berakhir untuk memastikan bahwa semua siswa mengambil kendali dari belajar mereka sendiri dan mencapai potensi maksimum mereka, sambil terus berusaha untuk 'mencapai dan mengajarkan' setiap siswa di bawah perawatan mereka. Guru Kristen mengajar dengan pandangan untuk membuat siswa berkembang menjadi individu yang yang lebih baik. Untuk memahami pokok-pokok pengajaran dalam pendidikan Kristen maka deskripsi berikut ini akan memaparkan pengajaran-pengajaran Kristen dalam berbagai teori tentang Pendidikan Kristen di sekolah. Menurut E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar (1996:150). Kedua ahli Pendidikan Kristen di atas dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Agama Kristen” menjelaskan tentang pendidikan Kristen atau istilah yang dipakai oleh kedua ahli ini yakni Pendidikan Agama Kristen di Sekolah-sekolah. Kedua ahli ini menyatakan bahwa ada negara-negara lain yang bersikap toleran terhadap agama tetapi pemerintah tidak mengakomodir pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Ada pula negara-negara komunis seperti Cekoslovakia dan Hongaria, pemerintahnya mengizinkan pengajaran agama Kristen di sekolah-sekolah negara, guru-guru dibiayai oleh negara. Pendidikan Kristen di sekolah memberi faedah-faedah yang berarti. Menurut E. G. Homrighausen dan I.H. Enklaar (1996:149) faedah pendidikan keagamaan Kristen di sekolah yaitu: (1) Gereja dapat menyampaikan Injil kepada anak-anak dan pemuda-pemuda yang sukar dikumpulkan dalam PAK gereja sendiri, seperti Sekolah Minggu dan Katekisasi. (2) Anak-anak yang menerima pendidikan Kristen di sekolah akan merasa bahwa pendidikan umum dan keagamaan ada hubungannya (3) Meringankan beban biaya Gereja yang harus dikeluarkan untuk pendidikan Kristen di sekolah (4) Agama mulai menjadi bagian kebudayaan setiap rakyat. Dalam konteks pendidikan Agama Kristen di sekolah, seorang guru PAK adalah seorang pelayan firman Allah atau seorang penafsir isi Alkitab dan menerapkannya secara praktis kepada siswa. Kualitas Pendidikan Agama Kristen di sekolah berhubungan dengan kemampuan guru PAK membaca komentar atau tafsiran-tafsiran Alkitab. C. Apa hubungan Perencanaan Pembelajaran sebagai Sistem Terhadap Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Ada sejumlah pengamatan penulis berhubungan dengan hubungan pembelajaran sebagai sistem terhadap PAK di sekolah, yaitu: 1. Pembelajaran sebagai sistem memberi kontribusi dalam aspek pergumulan dan penentuan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan berdaarkan perubahan seperti apa yang hendak dicapai dalam proses Pembelajaran PAK. 2. Pembelajaran sebagai sistem memberi kontribusi dalam aspek pergumulan penentuan materi pelajaran. Penentuan materi pelajaran didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan 3. Pembelajaran sebagai sistem memberi kontribusi dalam aspek proses pembelajaran yaitu pemanfaatan strategi, metode dan media pembelajaran termasuk keberanian guru Pendidikan Agama Kristen memanfaatkan teknologi Internet sebagai sumber belajar. Dalam hal ini Guru PAK berfungsi sebagai pengelola sumber belajar 4. Pembelajaran sebagai sistem memberi kontribusi kepada Pnedidikan Agama Kristen di sekolah dalam hal penilaian.

Rabu, 14 Agustus 2013

Gabunglah dengan Komunitas Blogger YM

Blog dapat dipakai untuk berbagai keperluan, khususnya penghasilan online. Mari bergabung dengan saya di Komunitas Blogger YM. YM adalah singktan dari nama Yonas Muanley. Seperti apa penghasilan online, saya sudah alami. Bagaimana kita bekerja secara online dan dibayar/transfer langsung ke rekening. Itulah pengalaman saya dalam bulan Juni 2013. Saya memulai tahun 2009, kini dengan perjuangan yang panjang dan melelahkan, berjam-jam di depan Laptop, kadang sampai subuh. Kini saya mulai menikmati hasilnya. Indahnya penghasilan online adalah "Kitalah Bosnya dan Karyawannya". Tidak ada yang memerintah kita, kita berhak mengatur waktu kerja kita. Bermodalkan Laptop dan Modem yang terkoneksi dengan internet saya mulai bekerja sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, sebuah kemampuan baru yaitu menjadi "Blogger". Trimakasih Tuhan, dan Trimakasih penemu Blogspot dan perusahan Blogspot, juga terimakasih untuk pemerintah Indonesia. Kini dosen mencari penghasilannya sendiri, sebuah solusi mengatasi kesulitan lembaga pemberi kerja memberi kompensasi secara profesional. Tidak rahasia, banyak yang bekerja di lembaga "Zion" (meminjam istilah Dr. Kembong Mallisa, D.D.) dibawah UMR. Sebuah doa dari anakku yang terakhir (anak bungsu): "Tuhan berkati bapa dan mama supaya mereka bekerja dan mendapat uang yang banyak supaya kami bisa membeli apa saja, main ke TMI, Ancol ...). Singkatnya visi dimulainya blog komunitas Blogger Yonas Muanley adalah kerinduan untuk mendapat penghasilan yang memadai di luar lembaga pemberi kerja. Selamat bergabung!!!!!

Jumat, 26 Juli 2013

Menjadi Blogger: Peluang Rejeki Online

Menjadi blogger memang pekerjaan yang menyenangkan. Karya kita bisa dibaca oleh siapa saja. Asyiknya yakni membuat sebuah blog di Blogspot itu sangat mudah, alias gampang. Cukup memiliki email, khususnya gmail.com maka kita dapat membuat suatu blog di blogspot.com. Kita cukup mengunjungi alamat: www.blogger.com kemudian ikuti perintah disana, dalam waktu singkat blog kita selesai dan langsung kita publikasi karya kita.
Saya mengenal blog sejak 2008/2009, kemudian saya belajar memposting tulisan, termasuk memanfaatkan blog untuk mempublikasikan tugas "profesional saya" yaitu mengajar. Banyak blog saya yang bertemakan "Bahan Ajar Online Free Weblog", dalam blog-blog itu saya mempublikasikan mata-mata kuliah yang saya asuh. Saya menjadikan blogger sebagai media yang efektif untuk mempublikasikan Bahan Ajar saya secara online untuk diikuti oleh siapa saja. Bahan Ajar itu seperti:
1. Filsafat Ilmu (Program S2)
2. Kurikulum PAK (Kurikulum di dalam Alkitab dan Alkitab dalam Kurikulum)
3. Metodologi Penelitian
4. Liturgi
5. Pembimbing Ke dalam Teologi Sistematik
6. Psikologi PAK
7. Evaluasi PAK
8. Teori Belajar PAK
9. Penggembalaan Lintas Budaya
dll (masih banyak)
Blog selain dapat dipakai untuk mempublikasi tulisan, dapat juga dipakai untuk mendapatkan "PENGHASILAN ONLINE", saya mencoba mulai tahun 2009, dan 2010 saya menekuni lebih serius lagi yaitu sampai larut malam di depan laptop yang terkoneksi dengan internet (modem dan laptop). Saya lakukan itu karena per April 2010 saya harus meninggalkan sebuah tempat bekerja saya yang telah lama saya berada disana yaitu sejak 1994 - 2010. Secara emosional, saya sudah terbangun secara kuat di tempat kerja ini, tetapi saya harus rela memutuskan untuk pergi, ibarat saya harus berjalan di padang belantara, saya harus menghidupi keluarga, tadinya setiap bulan pasti ada rejeki dari sumber tetap dari lembaga di mana saya bekerja, tetapi per April 2010 saya harus kehilangan semuanya itu. Saya mulai mengajar dari satu tempat ke tempat lain dengan honor yang relatif kecil, kadang-kadang pengeluaran lebih besar dari pemasukan (honor mengajar). Pernah mengajar di suatu tempat, honornya hanya Rp 15.000,00 per sks x 2 sks persekali datang (mengajar) untuk 2 Mata Kuliah, jumlahnya Rp 60.000,00. Perjalanan ke tempat ini cukup jauh, dari rumah naik ojek Rp 10.000,00 kemudian naik kendraan umum 2 kali Rp 6.000,00, selanjutnya ke tempat mengajar naik ojek Rp 7.000,00 makan siang Rp 5.000,00. Jadi untuk PP saya harus menyiapkan dana Rp 100.000,00 sedangkan yang saya terima setiap bulan dari mengajar Rp 60.000,00. Tidak ada perhitungan transpor dan penyediaan makan siang di tempat mengajar. Harus mencari makan sendiri. Kalaupun membeli makan di tempat mengajar tidak mungkin untuk diri sendiri, maklumlah adat ketimuran yaitu rasa "tidak enak"  masih tertanam dalam diri. Bisa dipastikan pengeluaran bertambah. Ya itulah suka duka perjuangan selama 2010 - 2011, Sejak Juni 2011 saya bekerja tetap di suatu tempat dengan honor yang cukup besar Rp 3.745.000,00 tetapi dibayar beberapa kali karena itu bergantung pembayaran mereka yang mengikuti kegiatan, sering dibayar beberapa bulan kemudian karena kami bergantung pada hasil pembayaran dari mereka yang mengikuti kegiatan. Per Agustus 2012 saya menjadi "bos kecil" di suatu tempat dengan honor sedikit dibawah angka terakhir di atas yaitu Rp 3.juta lebih. Setelah saya menyelesaikan Doktor Teologi Bidang Pendidikan Agama Kristen, ada sdikit perubahan di Jabatan "bos kecil", hampir kembali ke angka Rp 3.745.000,00. Tetapi karena kondisi maka sering beberapa kali dibayar, sedangkan kebutuhan keluarga tidak mungkin ditunda, khususnya biaya sekolah anak, anak saya yang pertama di salah satu SMA swasta dengan biaya masuk SMA Rp 7.000.000,00 dan setiap kenaikan kelas, saya harus membayar 3. jutaan, baru-baru ini anak saya yang kedua masuk SMK Swasta dengan uang masuk Rp 5.000.000,00 belum termasuk biaya yang lain, jadi dalam bulan Juni - Juli 2013 saya harus menyediakan dana Rp 9.000.000,00 untuk kebutuhan sekolah 2 anakku, dari mana saya harus mendapat biaya untuk menyekolahkan anak-anakku, memang saya ada jaminan bulanan dari tempat kerja (honor bulanan) tetapi karena ada kesulitan maka akan dibayar bila ada rejeki. Dan memang lembaga konsisten, tetap membayar apa yang menjadi hak kami. Hanya saja beberapa kali. Bila demikian maka praktis saya sulit menolong anak untuk sekolah. Berbagai kesulitan ini membuat saya berpikir "harus memberdayakan kemampuan yang TUHAN berikan dalam diriku" kemudian saya coba di dunia online, banyak tawaran cepat kaya, banyak bertaburan iklan-iklan yang menawarkan kaya mendadak dalam tempo beberapa menit. Setelah saya tekuni ternyata tidak demikian, ada ahli bisnis online melalui internet menasehati supaya jangan tergiur dengan iklan "cepat kaya", karena semuanya membutuhkan proses. Ternyata benar, saya ikuti program menjual produk orang lain yang disebut dengan "reseller" saya sudah mengeluarkan dana hampir Rp 5.000.000,00 tetapi tetap tidak terlalu efektif, saya menawarkan secara online di blog saya, tetapi tetap sepi. Saya mencoba mengalihkan ke produk saya sendiri, ternyata tahun 2013 saya kebanjiran rejeki. Hampir-hampir saya tidak percaya, tetapi kenyataannya demikian. Ada yang membohongi saya, saya sudah kirim produk saya tetapi kemudian orang yang memesan sulit dihubungi, tetapi puji TUHAN, ada juga yang memiliki hati yang muliah, ia tertarik dengan produk saya, saya mengirim contoh produk kemudian ia mentransfer uang sebelum saya mengirim produk.yang ia pesan. Luar biasa, saya belajar bahwa bila kita bekerja dengan ketulusan, walaupun ada yang membohongi kita, akan ada orang lain yang dipakai TUHAN untuk menghibur dan mengobati kekecewaan kita, yang penting sabar.
Berdasarkan pengalaman inilah maka saya membuka media yang disebut "KOMUNITAS BLOGGER YONAS MUANLEY (KOBYM) atau nantinya akan disingkat Komunitas Blogger YM. Bila ada yang berminat silakan mendaftar di Komunitas Blogger ini, kita akan berjuang bersama untuk "Penghasilan Online" sehingga kita mendapat penghasilan dan melaluinya kita berkata "TUHAN Yesus terimakasih untuk berkatMu kepada saya". Lihatlah bagaimana Anda mengalami bagaimana rasanya orang transfer ke rekening Anda.

Salam Blogger YM